Senin, 24 Oktober 2011

MENGHILANGKAN KEBIASAAN MENGHISAP JARI


Pertanyaan :

Dokter, saya mempunyai anak perempuan umur 7 bulan, di mulut dan lidahnya sering timbul bercak putih-putih. Anak saya mempunyai kebiasaan menghisap jari Walaupun sering saya bersihkan dengan air hangat dan kasaa tetap muncul saja. Kalau sudah timbul putih-putih di mulutnya, minum susu botolnya menjadi malas dan anak saya rewel. Yang ingin saya tanyakan :
  1. Apakah anak saya menderita jampien ?
  2. Apakah penyebabnya ?
  3. Bagaimana pencegahannya supaya kebiasaan menghisap jari hilang ?

Mohon jawaban dan penjelasan. Terima kasih. Ny. Diana - Mojokerto

Jawaban :

  1. Ibu Diana, putri ibu menderita suatu penyakit yang disebut candidiasis mulut karena disebabkan oleh jamur candida. Penyakit ini dikenal juga dengan nama moniliasis. Istilah jampien yang dikenal oleh masyarakat adalah luka-luka di mulut yang dapat disebabkan antara lain oleh luka, virus, dan jamur .
  2. Penyakit candidiasis ini disebabkan oleh candida albican. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit infeksi mulut yang umumnya terjadi pada bayi. Angka kejadian penyakit ini 2-5 % pada bayi yang baru lahir normal. Pada orang normal, candida dapat ditemukan antara lain pada rongga mulut, saluran pencernaan dan permukaan kulit. Pertumbuhan jamur candida ini dapat berlebihan, bila dipacu dengan lingkungan yang basah, lembab, kulit yang kotor, penggunaan antibiotika dan sistem pertahanan tubuh yang lemah. Pada bayi yang baru lahir sistem pertahan tubuhnya masih lemah, apalagi pada bayi yang lahir kurang bulan. Penyakit ini jarang terjadi pada bayi berumur lebih dari 12. Pada wanita hamil, terjadi peningkatan jumlah koloni (kumpulan-kumpulan) candida sampai 20-30%. Pada 10% bayi yang lahir normal timbul kolonisasi pada saluran pencernaan dan saluran pernafasan pada umur 5 hari pertama. Sedangkan pada bayi yang kurang bulan angkanya meningkat sampai 30%. Kolonisasi pada permukaan kulit timbul setelah bayi berumur 14 hari. Pada kasus putri ibu kemungkinan timbulnya candidiasis ini disebabkan kebiasaan menghisap jari, jari itu kotor kalau dimasukkan dalam mulut akan mudah timbul infeksi seperti jamur dan kuman yang kadang-kadang bisa menimbulkan diare bisa juga oleh dot yang panas. Dot yang panas menyebabkan suhu rongga mulut menjadi lebih panas sehingga tumbuh jamur.
  3. Perlu pencegahan dengan cara  membersihkan mulut dengan menggunakan kapas lidi dengan air hangat. Cara membersihkannya pelan-pelan jangan sampai berdarah karena bila luka dan berdarah dapat menyebabkan rasa nyeri dan bayi tidak mau minum. Bila dengan cara ini   tumbuh jamur candida  dapat diberikan obat anti-jamur golongan nystatin yang dioleskan dan diteteskan di mulut 3-4 kali sehari. Kecuali obat ini dapat diberikan obat mulut lainnya yaitu gentian violet yang warnanya biru. Obat ini kadang menyebabkan tempat tidur, alas bantal menjadi biru. Biasanya dengan cara ini penyakitnya dapat sembuh. Memang penyakit ini sering terjadi kekambuhan. Oleh karena itu harus rajin membersihkan dan menjaga kebersihan mulut si bayi. Sebetulnya yang lebih penting mencegah timbulnya penyakit ini dengan memberikan air susu ibu. Dengan memberikan ASI pada bayi angka kejadian candidiasis sangat jarang. Untuk menghilangkan kebiasaan menghisap bayi sampai saat ini masih belum ditemukan cara yang optimal. Hampir 90% bayi mempunyai kebiasaan menghisap jari. Walaupun diberi paitan / jamu tradisional bayi tetap menghisap jarinya. Diikat tangannya pun tetap juga menghisap jari. Malahan ada bayi yang memasukkan jari tangan dan kakinya ke mulut. Jika ini dicegah bayi makin rewel tidak bisa tidur. Kebiasaan menghisap jari ini merupakan periode tumbuh kembang bayi fase oral (mulut) dimana kepuasan bayi akan timbul bila mulutnya menghisap sesuatu, yang penting menjaga sesuatu (jari, mainan, dan benda lainnya) yang dihisap tetap bersih. Kadang ada Ibu yang memberikan kempongan/empeng untuk pengganti jarinya, walaupun sebetulnya hal ini tidak dianjurkan karena selain memicu timbulnya jamur juga dapat merusak pertumbuhan gigi. Saya anjurkan ibu membawa putrinya ke dokter spesialis anak terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Semoga jawaban dan nasehat ini bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar